Daya Angkat Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

 

Kecelakaan pesawat yang menimpa Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 kembali membuka memori kelam tentang insiden penerbangan di Indonesia.

Burung besi yang jatuh di Kepulauan Seribu, tepatnya di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki pada Sabtu (9/1/2021) itu membawa 43 penumpang dewasa, 7 penumpang anak, 3 penumpang bayi, dan 12 kru. Pesawat yang jatuh ini berjenis Boeing 737-500 dengan kode registrasi PK-CLC, dan sempat hilang kontak beberapa menit usai lepas landas.

Menurut Pakar Ilmu Kedirgantaraan, Penyebab jatuhnya SJ 182 adalah elevator pada pesawat mengalami masalah yang membuat pesawat menghujam ke bawah. Elevator salah satu fungsi sistem kendali yang berupa sayap horizontal pada bagian belakang pesawat yang berfungsi mengontrol derajat kemiringan naik turunnya badan pesawat.

Kondisi ini membuat high speed stall yang merupakan kondisi di mana pesawat kehilangan daya angkat. Kondisi ini bisa terjadi ketika pesawat melaju dengan bagian hidung miring ke atas lebih dari 15 derajat. Kehilangan daya angkat ini bisa terjadi pada pesawat dengan laju kecepatan tinggi (high speed) dan kecepatan rendah (low speed).

Dalam ilmu fisika, desain sayap merupakan kunci agar suatu pesawat dapat terangkat ke udara. Sayap didesain agar bagian atasnya dapat menerima kecepatan udara yang lebih dari bagian bawah. Akibatnya, tekanan udara yang ada di bagian bawah sayap lebih besar dari bagian atas sayap. Hal inilah yang mengakibatkan pesawat terangkat ke udara. Kemiringan ke atas lebih dari 15 derajat secara terus menerus dapat mengakibatkan suatu pesawat kehilangan daya angkat dan kemudian jatuh.

https://www.kompas.com/ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL LATIHAN MOMEN INERSIA

Tugas Dinamika Rotasi Part 2

SOAL APLIKASI TORSI