AURA (dalam perspektif ilmu Fisika)


Oleh:

Heri Sudjatmi

(Guru SMAN 8 Malang)

Jika mendengar kata-kata aura, pasti yang terbayang adalah hal-hal yang bersifat mistik, supranatural dan semacamnya. Marilah kita melihat dan memahami aura sebagai bagian dari disiplin ilmu Fisika.

Aura adalah pancaran energi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh tubuh makhluk hidup termasuk manusia. Pancaran energi yang dihasilkan oleh tubuh manusia bersumber dari getaran jiwa. Getaran ini akan menghasilkan medan energi di sekitar tubuh yang berbentuk radiasi warna halus yang mengelilinginya.

Warna aura


Aura yang dipancarkan oleh seseorang menunjukkan karakter, tipikal kepribadian, kondisi fisik maupun psikisnya. Aura yang berwarna merah akan dipancarkan oleh orang yang getaran jiwanya sedang bermasalah, baik secara fisik maupun psikis. Hal ini dikarenakan orang yang sedang bergejolak emosinya, marah, stress, egois dan semacamnya. getaran jiwanya  yang semula muncul secara abstrak akan merembet ke seluruh organ tubuh , sehingga tubuh akan ikut bergetar, jantung ikut berdegub lebih kencang, napas tidak teratur (ngos-ngosan), telinga panas, muka merah . dan getaran jiwa sudah menjadi getaran yang bersifat  fisik, itu adalah  getaran yang frekuensinya rendah dan amplitudonya kasar, sehingga energi yang dipancarkan kecil dan terekam oleh kamera aura berwarna merah. Sebaliknya orang yang dalam keadaan tenang, sabar, ikhlas, jiwanya tidak bergejolak , jantungnya berdenyut lembut, nafasnya normal dan seluruh tubuhnya akan tenang, karena jiwanya bergetar dengan frekuensi yang tinggi sehingga tubuhnya memancarkan aura dengan energi besar (warna ungu). Aura ungu akan terlihat juga pada orang yang  sedang tidur, orang yang dalam kondisi rileks  jiwa dan raganya.

Apabila seseorang sedang sholat, berdoa, dzikir dengan khusyuk dan ikhlas, maka seluruh tubuhnya akan tenang dan seimbang, sehingga aura yang dipancarkan akan berwarna putih yang merupakan warna keselarasan dan keharmosisan karena warna putih adalah gabungan dari seluruh warna pelangi aura tersebut. 

Gelombang  Elektromagnetik


Dalam penelitiannya, ilmuwan modern telah mengukur AURA sebagai medan elektromagnetik di sekitar makhluk hidup. Radiasi elektromagnetik adalah gabungan medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi gelombang elektromagnetik.

Gelombang elektromagnetik dapat bersifat sebagai gelombang atau sebagai partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Kalau bersifat sebagai partikel, maka diketahui sebagai foton, dan masing-masing mempunyai energi yang tergantung pada frekuensi gelombang. Hal ini ditunjukan oleh Planck dengan persamaan E = hf, di mana E adalah energi foton, h ialah konstanta Planck (6.626 × 10 −34 J·s) dan f adalah frekuensi gelombang.

Einstein kemudian memperbarui rumus ini menjadi Ephoton = hf.

Pada deretan spektrum gelombang elektromagnetik (gambar di atas) , sinar dengan panjang gelombang besar, yaitu gelombang radio, mempunyai frekuensi dan tingkat energi paling rendah. Sinar dengan panjang gelombang kecil, yaitu sinar gamma, mempunyai frekuensi dan tingkat energi paling  tinggi. Pada cahaya tampak yang  berada di antara inframerah dan ultraungu panjang gelombangnya berkisar antara 700 nm (untuk warna merah sampai 400 nm (untuk warna ungu). Sehingga pada deretan  spektrum cahaya tampak, warna merah memiliki energi paling kecil dan warna ungu memiliki energi paling besar.

Penyelidikan mengenai aura manusia telah dimulai sejak tahun 1935 ketika seorang Profesor Rusia, S. Kirlian mengembangkan suatu alat fotografi bertegangan tinggi untuk melihat medan energi di tangan dan kaki manusia. Teknologi itu kemudian dikenal dengan nama Fotografi Kirlian.   
Sekitar tahun 1985, beberapa ahli riset menemukan teknologi baru yang dikenal dengan Fotografi Aura. Teknologi ini menggunakan sensor biofeedback pada kedua tangan dan mengirimnya ke kamera kemudian mencetaknya dalam bentuk foto polaroid. Dari teknologi ini, dapat dilihat aura diri sendiri secara statis yang tercetak dalam lembaran foto.


Perkembangan teknologi aura semakin menarik sejak ditemukannya Computerized Multimedia Biofeedback System oleh seorang periset asal Jerman bernama Fisslinger pada tahun 1998. Dengan menggunakan komputer tersebut, dapat dilihat secara langsung dan dinamis aura seseorang pada layar monitor. Computerized Multimedia Biofeedback System, ini diberi nama Aura Video Station. Teknologi terbaru ini menggunakan beberapa pengetahuan untuk menunjangnya, seperti teknologi komputer, biofeedback, pengetahuan tentang color therapy dan pengobatan dengan vibrasi.

 

Kegunaan aura

Melalui analisis aura, ada beberapa hal yang dapat diketahui dan dapat pula diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu, dalam bidang psikologi dan kesehatan.

Untuk rekrutmen pegawai, dapat dilihat kecocokan seseorang dengan bidang pekerjaannya. Sedangkan untuk deteksi kesehatan, analisis aura akan memberikan gambaran kesehatan yang lebih jelas dan mendalam dari kondisi pasien, sehingga bisa memberikan penanganan yang tepat untuk penyakitnya.

Dengan menggunakan kamera aura, kita bisa mengetahui warna aura kita, sehingga kita bisa  mengenal dengan lebih baik kepribadian kita. Dan jika warna aura belum menunujukkan warna yang baik, maka kita harus mengupayakan diri menjadi pribadi yang lebih baik dengan tingkat keimanan yang lebih baik pula. Agar aura yang terpancar mengarah pada warna putih.

 

Hal yang berhubungan dengan aura dalam agama Islam terdapat pada  salah satu kalimat dalam adzan subuh dan dalam QS Ali Imran (3) : 106, 107.

    • Pada setiap penghujung malam pada saat mengumandangkan adzan Subuh. muadzin mengucapkan  “ashshalatu khairum minannaum” ( Shalat adalah lebih baik dari pada tidur ). Karena saat tidur tubuh memancarkan aura berwarna ungu dan saat sholat tubuh memancarkan aura warna putih.
    • QS Ali Imran (3) : 106
pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu
 
QS Ali Imran (3) : 107

 

Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya.  

 

 

Sumber :

1.       Agus Mustofa, 2006. Serial Diskusi Tasawuf Modern “Dzikir Tauhid”

            Padma Press.

2.       http://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_elektromagnetik

3.       http://id.wikipedia.org/wiki/Aura

4.       http://duniabaca.com/mengapa-langit-berwarna-biru.html

5.       http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/3/100


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL LATIHAN MOMEN INERSIA

Tugas Dinamika Rotasi Part 2

SOAL APLIKASI TORSI