Akar-akar Filsafat Pendidikan


1. Aliran Idealis
      Filsafat idealis pertama kali di kemukakan oleh Plato abad ke 4 sebelum masehi.Plato berpendapat bahwa dunia adalah ide yang bersifat spiritual dan tidak berubah.Dunia ide tersebut yang mendasari realitas yang ada saat ini, karena realitas merupakan refleksi dari dunia ide atau spiritual yang bersifat absolut dan kekal.
      Secara metafisik filsafat idealis beranggapan bahwa jiwa atau esensi spiritual seseorang sebagai elemen permanen dari fitrah manusia yang memberikan kekuatan untuk berfikir dan merasakan.Secara epistemologi idealis beranggapan bahwa ide membentuk realitas yang selalu ada. Sedangkan pengetahuan adalah hasil dai “memanggil kembali” ide-ide yang ada dalam pikiran manusia. Secara aksiologi idealis percaya bahwa nilai itu tidak berubah dan dapat di aplikasikan kepada semua orang dimanapun dia berada., dengan kata lain nilai itu bersifat universal. Secara logis ideaalis beranggapan bahwa logika itu berdasarkan hubungan antara kekuatan mutlak, atau Tuhan dengan individu.Guru yang menganut idealis cenderung menggunakan logika deduktif untuk mengorganisasikan pembelajaran yang di mulai dengan prinsip-prinsip umum (Ornstein dan Levine, 2008:164-165).

2. Aliran Realis
     Filsafat realis pertama kali di kemukakan oleh Aristoteles yang merupakan murid dari Plato.Bebeda dari gurunya Aristoteles beranggapan bahwa dunia adalah realitas.pengetahuan di bangun dari realitas yang ada.Sehingga pengetahuan di peroleh dari dari pengalaman dan pemikiran manusia.
       Secara metafisik dan epistemologisrealis mempercayai bahwa dunia material berdiri sendiri dan diluar dari pikiran manusia. Alston .p. (dalam Ornstein dan Levine ,2008:167) manusia mengetahui dapat mengetahi suatu objek berdasarkan perasaan dan alasan mereka. realis mempercayai bahwa dalam pengorganisasian kurikulum memisahkan subjek-subjek pengetahuan adalah cara yang paling efektif untuk mempelajari tentang realitas pengetahuan ( Ornstein dan Levine, 2008:168).
    Secara aksiologi dalam konsep pengetahuan, realis lebih menekankan pada perilaku rasional.Nilai terbentuk berdasarkan aturan alam yang universal.Sedangkan secara logika guru yang realis banyak menggunakan kedua metode berfikir baik induktif maupun deduktif.

3. Aliran Pragmatis
         Aliran pragmatis pertama kali di kemukakan oleh charles pierce, kemudian beberapa tokoh yang menganut aliran ini adalah william james,george herbert mead dan jhon dewey. Pada dasarnya pragmatis lebih merupakan suatu sikap untuk menimbang kebenaran suatu hal.Sehingga bersifat empiris dengan metode yang sistematis.
   Pragmatisme menekankan bahwa untuk membuktikan suatu ide adalah dengan melaksanakannya. Pierce lebih menekankan pada metode berfikir ilmiah untuk mengetahui kebenaran ide secara empiris. James mengaplikasikan pragmatisme pada psikologi, religi dan pendidikan, mead lebih menekankan perkembanagn anak sebagai bagian dari belajar dan mengalami kehidupan manusia. Dewey lebih menekankan pada proses berfikir dan belajar sebagai pemecahan masalah dalam proses pendidikan (Ornstein dan Levine, 2008:170).
     Secara metafisik dan epistemologis, tidak seperti kebanyakan filsafat tradisional yang bergantung pada pondasi metafisika, pragmatisme lebih menekankan pada aspek epistemologi tentang bagaimana kita mengetahui apa yang harus kita ketahui. Pada intinya pragmatisme lebih menekankan pada pengalaman langsung daripada hanya pada ranah konsep. Sedangkan secara aksiologi pragmatis lebih mengedepankan pada situasi dan kondisi kultur, nilai dianggap tidak tetap, tetapi berubah bergantung pada waktu tempat dan keadaan. Secara logika, pragmatis lebih menekankan pada metode berfikir induktif ( Ornstein dan Levine, 2008:171).

4. Aliran Eksistensialisme
     Eksistensialisme pertama kali dikemukakan oleh Jhon paul sartre. sacara sederhaana eksistensialis menyatakan bahwa manusia adalah kebenaran itu sendiri, keputusan akan peggetahuan, nilai dan tujuan adalah milik setiap manusia, kebebasan individu dalam menentukan pilihannya merupakan sifat utama dari aliran eksistensialisme.
         Sartre menyatakan bahwa keberadaan mendahului esensi.Manusia membuat definisinya dan menciptakan esensinya sendiri, manusia memiliki kebebasan yang total.karena eksistensialisme menolak sistem atau pengkategorian agak sulit untuk menggolongkan secara metafisik, epistemologi, aksiologi maupun logika. secara epistemologi individu memilih pengetahuan yang dia harapkan ada dalam hidupnya. Aspek aksiologi dianggap yang paling penting karena manusia menciptakan nilainya sendiri sesuai dengan pilihan mereka. Dalam dunia pendidikan individu seharusnya melakukan diskusi tentang hidup dan pilihan mereka, karena individu memiliki kesulitan dan kemungkinan yang sama untuk bersekolah.  Di sekolah, antara guru dan siswa memiliki kesempatan yang sama untuk bertanya, menyarankan dan berdialog ( Ornstein dan Levine, 2008:175).

5. Aliran Posmodernisme
       Aliran postmodernisme berasal dari filsafat yang di kemukakan oleh frederich Niettze, seorang filsuf dari german serta martin heidegger. Postmodern merupakan tatanan dunia setelah periode modern, dan saat ini manusia telah melampaui masa modern serta berada pada dunia postmodern.
         Filosof prancis Michel Focault dan jaques derrida adalah sosok yang penting dalam dalam membangun aliran postmodern.Derrida mengembangkan Dekonstruksi sebagai metode untuk menemukan teks asli.Teks tersebut sering berupa buku, tapi bisa juga berupa dialog, cerita atau tipe lain dari budaya yang ada. Dalam dunia pendidikan teks yang dimaksud panduan kurikulum, atau buku.tujuan dari dekonstruksi ini adala untuk menunjukkan bahwa teks tidak sekedar refleksi kebenaran metafisik atau pengetahuan yang objektif tapi lebih kepada konstruksi sejarah dan budaya yang didalamnya terdapat hubungan-hubungan kekuatan politik (Ornstein dan Levine, 2008 :177).
     Postmodernisme menolak metafisik sebagai konstruksi sejarah.Mereka juga mengkritisi marginalisasi budaya diluar budaya barat seperti budaya Asia dan Afrika. Guru dalam paham postmodern harus melakukan dekonstruksi pemahaman tujuan, kurikulum, maupun tugas guru. Pendidikan berlangsung dengan prinsip keadilan tanpa bentuk marginalisasi suatu kelompok.


Daftar Pustaka

(Bisa di cek di postingan aliran-aliran filsafat)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL LATIHAN MOMEN INERSIA

Tugas Dinamika Rotasi Part 2

SOAL APLIKASI TORSI