Cara Menulis Esai Populer
Memilih
Angle Tulisan
(Bagus Ary Wicaksono)
Malang Post (1999).
Ilmiah dasarnya IMRAD (introduction,
methods, Result, discussion) harus dikawiankan dengan ABCDE untuk memfuturekan.
A-
Action (drama, kisah, observasi
lapangan)
B-
Background
C-
Climax
D-
Development
E-
Ending
Penulis yang baik
1.
Harus paham dengan persoalan
2.
Gali ide
3.
Tentukan angle-nya, karena angle yang
tajam membuat tulisan menjadi fokus
4.
Angle itu semacam question research
5.
Secara teknis angle akan menjadsi bekal
menyusun outline
Rukun iman berita
Adalah nilai berita
Actual - kekinian
Kedekatan -
Penting
Luar biasa
Tokoh
Ekslusif – hanya kita yang punya
|
Ketegangan
Konflik
Seks
Progresif
Trend
Humor
|
Paling penting adalah human interest
(manusia akan mencari tau kisah manusia yang lain)
Satu tulisan harus setia pada satu
angle.
Reportase manulis berita tapi meminjam
panca indra orang lain.
Apa itu angle? Sudut pandang fotografer
dari viewfinder terhadap obyek.
Angle dan fokus
1.
Satu tulisan tidak bisa mencakup semua
aspek dari seluruih persoalan
2.
Agar fokus
Merumuskan angle
5W1H + S (security/ membuat pihak lain
sensitive)
Pakai rumus n-1 (6 pertanyaan – 1)
Maka (5.4.3.2.1) ada 120 pertanyaan.
Gunakan kisah manusia
Contoh. Perajin batik kampong claket
1.
Reportase/ observasi (lebih pada
informasi)
2.
Visualisasi dan analogi (seolah olah
memberikan gambaran pembaca berada ditempat itu)
Pertanyaan!
Apakah 5W+1H tidak harus ada semuanya.
Dalam menaruh fakta paling menarik dan paling penting dari sesuatu yang akan
kita tulis untuk menyeret pembaca. Penekanan
dari sudut pandang anda yang paling menarik yang mana, sehingga tidak
perlu 5W+1H dala satu paragraf.
Bagaimana merumuskan sebanyak itu?
Setiap penulsi pasti melakukan riset
awal dari perpustakaan atau langsung, bisa lewat google sehingga bisa menggali
secara banyak. Ada teknik wawancara untuk menggunakan pola lama, nara sumber
akan merasa dihargai jika mengguankan blook note.
Memilih angle harus dikembalikan dengan
rukun iman.
Menulis
esai tentang fenomena local
Yusri Fajar (Dosen UB)
Tantangan awal dalam menulis esai
1.
Khawatir tulisan kita tidak bermutu
2.
Tidak layak untuk diterbitkan
3.
Tidak ada gunayna menulis
Apa esai?
1.
Tulisan berisi gagasan yang
dideskripsikan dengan bahasa yang lentur.
2.
Sifatnya personal
3.
Esai bukan puisi, akan tetapi esai tidak
diperkenankan untuk hadir tanpa rasa puitika. Esai bukan cerpen, bukan novel
dan naskah drama, tapi esai harus bercerita.
Personal dan bahasa yang lentur
1.
Menggunakan sudut pandang orang pertama:
saya
2.
Mengajak pembaca untuk terlibat dengan
tulisan
Sumber tema esai
1.
Fenomena kehidupan actual/ terkini
2.
Fenomena disekitar
3.
Referensi sejarah, budaya, sosial
4.
Media cetak (Koran dan majalah)
5.
Media elektronik
6.
Media sosial
7.
Kegiatan akademik
8.
Cerita teman
Alasan memilih tema
1.
Hangat/ actual/ menarik
2.
Diketahui (penulsi menguasai topik)
3.
Didukung dengan referensi
4.
Memiliki pengaruh / nilai guna/ manfaat
5.
Sedang menjadi perhatian masyarakat/
public
Judul
1.
Hindari judul yang klise dan sudah
terlalu umum serta sudah dipakai banyak orang
2.
Pertanyaan dalam judul
3.
Bisa dibuat puitis (diksi dan rima
dipertimbangkan)
Membuka esai: paragraf awal
1.
Menyebut fenomena yang akan kita tulis
secara langsung. Contoh: seminggu yang lalu saya menghadiri acara syukuran di
desa. Saya melihat tumpeng ……
2.
Menyampaikan pokok pikiran yang
mendasari topik yanga kan kita bahas: “tanpa tradisi sedekah desa, rasa syukur
masyarakat pada Tuhan bisa terkikis bahkan hilang.
3.
Membuka dengan kutipan
Mengembangkan isi esai
1.
Fokus pada topik esai
2.
Menggunakan kutipan yang relevan
3.
Penggunaan teori yang tidak dominan
4.
Pendapat/ refleksi personal yang
menonjol
Mengakhiri
1.
Memberikan semacam solusi
2.
Menegaskan opesan utama
3.
Menutup dengan pertanyaan
4.
Meyampaikan dengan ekspresi yang berseru
Pak
Dwi Cahyono (Budayawan)
(Eko-Sosio-Kultural local kota Malang
dalam perspektif historis)
A.
Menulis itu gampang-gampang susah?
Jawabnya adalah gampang-gamopang susah.
Dikatakanj
mudah karena pada dasarnya siapapun asalkan tidak buta tentulah bisa menulis.
Catatan:
Konon
profesi penulis hanya dimiliki oleh citralekha, rokowi, ataupun carik. Kini
profesi terbuka bagi siap saja, lantaran hampir semua orang his abaca tulis dan
tersedia cukup peralatan tulis serta media mengekspresikan tulisan.
Diakatan
susah, lantarab untuk dapat menbghasilkan tulisan yang bai8k dan dapaat menjadi
penulis yang baik membutuhkan proses belajar menulsi dan mempersyaratkan
adanya:
a. Minat
atau kemauan keras untuk menulis dan menulis
b. Pelatihan
dan pembiasaan menulis
c. Dibutuhkan
dicukupkan pengetahuan dan keterampilanserta kaidah-kaidah penulsian, dan
pemahanman terhgadap contains (isi) tulisan.
d. Kejelaian
dan kecermatan dalam mencari dan meminimalkan topik yang unik, menarik serta
penting, maupun ketajaman dan kedalaman analisis.
e. Penguasaan
retorika penulisan, bvaik dalam halpengorganisasi gagasan dan data, sistematika
tulisan, penguasaan bahasa, hingga gaya bahasa penulisan.
B.
Jelaslah bahwa tidak serta merta orang
mampu menulis dengan baik dan tampil handal sebagai penulis. Perlu jam terbang
yang cukup. Butuh pengasahan, perlu pengasuhan, dan adanya kecintaan terhadap
penulisan.
Pengetahuan+keterampilan
teknis(
kaidah) da nisi tulisan
C.
Aspek eko sosio kultural
Suatu
fenomena memuat beragma aspek begitu juga dengan local. Dan karenanya dapat
ditelaah baik dengan :
1. Mencermatoi
salah sebuah aspeknya (aspek tunggal/ single)
2. Mengkaji
reasi antar aspek
Ragam aspek
Febnomena local
1.
Ekologis : lingkungan fisis alamiah
setempat
2.
Sosio: aspek kemasayarakatan setempat
3.
Kultural?: aspek kebudayaan setempat.
Dimungkinkan adanya:
1.
Telah terhadap salah sebuiah aspek
(tunggal/ single)
2.
Telaah mengenai relasi antar aspek
(relational aspek)
-
Eko dan sosio
-
Eko dan kultura
-
Sosio dan kultura
Telaah
dengan relasi aspek tidak senantiasa lebih baik daripada kajian aspek tunggal.
D.
Telaah spasial pada fenomena local
Fenomena:
1. Umum
2. Khusus
-
Tema, aspek
-
Area, lokasi
-
Tempora (waktu)
Peringkat
area
Area:
1. Makro (nasional-internasional)
2. Meso
(semi makro) (local)
3. Mikro
(fokus telaah misal dusun)
Area terbatas menjadi fokus. Kemudian area
terbatas dipadu spsifikasi tertentu akan menjadi lokus.
Telaah
local mencakup:
1. Daerah
(meso) meliputi provinsi atau kota
2. Mikro
(kecamatan, desa, dusun, kampong, dsbgnya)
Pada
kontesk poenulisan ini. lingkup lokalnya adalah Malang yang menunjuk pada
Malang Raya. Kendatipun kita membatasi pada kota Malang, kita tidak bisa
terlepas dati ketiga daerah karena dalam satu entitas. Baik entitas historis,
ekologis, sosioal.
Sub
area kota malang. Tengah-barat-utara-timur-selatan
Kajian
local malang pada pesepetigf historis.
Salah
satu pesepektif kajian local perspektif hidtori . selain unsur ruang, dalam
kajian historis unsur, waktu, memperoleh perhatian penting. Waktu bertelaah
dalam kajian historic adalah suatu kurun waktu yaitu dari tahun/ bulan s.d
tahiun…..
Kendati
berfokus pada ML (Masa lalu) namun kajian sejarah bisa digunakan diarahkan
kepada transformasi ML pada masa kini (MK) ataupun prediksi atau estimasi atas
dasar pada historis ML-MK ke masa datang (MD). Dengan telaah yang merelasikan
masa itu (ML-MK-MD) maka kajian historis tidak dikesani sebagai basi dan
sebaliknya merupakan budaya untuk melakukan introspeksi untuk kepentingan massa
kini akan masa menda==tang.
Kajian
eko sosio kultura kampong di Kota Malang
Kajian
tingkat mikro.
Contoh
terapan
Kelurahan
telogomas. Ambil dusun karuman, karena karuman merupakan tempat tinggal dari
ayah ken arok.
Arung
di zaman x dan zaman kini
Sharing
dan Pertanyaan
Komentar
Posting Komentar