Landasan Filsafat Pendidikan
Filsafat
berasal dari bahasa Yunani Kuno: philos dan
sophia. Philos berarti cinta dan Sophia
berarti kebajikan, kebaikan atau kebenaran, atau bisa juga diartikan cinta
atau hikmah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, filsafat
diartikan sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai segala
yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
Pengertian
filsafat dalam arti yang lebih luas juga di definiskan oleh Harol Titus. Dalam pengertian
yang lebih luas, Harold Titus dalam Jalalludin (2013: 2) mengemukakan
pengertian filsafat sebagai berikut: 1) filsafat adalah sekumpulan sikap dan
kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis;
2) filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang sangat kita junjung tinggi; 3) filsafat adalah usaha untuk
mendapatkan gambaran keseluruhan; 4) filsafat ialah analisis logis dari bahasan
dan penjelasan tentang arti konsep; dan 5) filsafat adalah sekumpulan
problema-problema yang langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan
jawabannya oleh ahli filsafat.
Dari
uraian diatas, dapat diambil kesimpulan pengertian filsafat adalah ilmu
pengetahuan komprohensif yang berusaha memahami persoalan-persoalan yang timbul
di dalam keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia. Dengan harapan, manusia
dapat mengerti dan memiliki pandangan tentang persoalan-persoalan yang timbul,
baik mengenai alam semesta maupun tempat manusia di dalamnya.
Pendidikan
adalah suatu proses yang membelajarkan dari keadaan yang belum mengerti menjadi
mengerti, dari keadaan kurang baik menjadi baik. Pendidikan adalah bimbingan
secara sadar dari pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik
menuju terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan ideal.
John Dewey dalam Jalalludin dan Abdilah (2013: 8) merumuskan pendidikan adalah
sebagai proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, yang menyangkut
daya piker (intelektual) maupun daya rasa (emosi) manusia. Proses pendidikan
merupakan suatu rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia
yang berupa kemampuan dasar dan kehidupan pribadinya sebagai mkhluk individu
dan mkhluk social serta dalam hubungannya dengan alam sekitar agar menjadi
pribadi yang bertanggung jawab
Filsafat
pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur, yang menjadikan filsafat
sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Filsafat
pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang
pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan
menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi
dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan
secara praktis. Jadi, filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakikatnya
merupakan penerapan analisis filosofis dalam lapangan pendidikan sebagai dasar
solusi dari permasalahan pendidikan.
Dalam
menggunakan atau menerapkan suatu filsafat, ada beberapa istilah dasar yang
digunakan untuk memahami aliran filsafat tersebut. Istilah dasar tersebut
diantaranya: metafisika, epistemology, aksiologi, dan logika (Ornstein, A.C dan
Levine, D.U (2011)).
1)
Metafisika
Metafisika menyelidiki hakikat realitas
atau menjawab pertanyaan:“Apa hakikat realitas?”. Metafisika adalah realitas atau
perwujudan (eksistensi) (Ornstein, A.C dan Levine, D.U (2011)). Metafisika disebut juga
filsafat ketuhanan yang bahasannya adalah hakikat sesuatu, keesaan,
persekutuan, sebab dan akibat, realita, prima atau Tuhan dengan segala
sifatnya, malaikat, relasi atau segala sesuatu yang ada di bumi dengan
tenaga-tenaga yang ada di langit, wahyu, akhirat, dosa, neraka, pahala, dan
surge (Jalalludin, 2013: 125). Metafisika adalah hakikat segala sesuatu, dan
kalau hakikat itu telah ditemukan, maka orang dapat menggunakannya sebagai
landasan pijak dalam olah pikir dan perilaku. Dapat disimpulkan bahwa
Metafisika adalah hakikat sudut pandang segala sesuatu secara menyeluruh.
Metafisika berhubungan erat dengan kurikulum yang diterapkan.
2)
Epistemology
Epistemologi berasal
dari bahasa Latin “episteme” yang artinya “ilmu pengetahuan” dan “logos”
yang berarti “teori”. Jadi epistemologi berarti teori ilmu pengetahuan.
Epistemologi mempertanyakan: “Apa hakekat ilmu pengetahuan?” Bagaimana kita
dapat mengetahui?”. Epistemologi berhubungan dengan pengetahuan dan mengetahui (Ornstein, A.C
dan Levine, D.U (2011)). Epistemology
bersangkutan dengan sikap dasar dari ruang lingkup pengetahuan pranggapan dan
dasar-dasarnya serta realitas umum dari tuntutan pengetahuan sebenarnya
(Jalalludin, 2013: 127). Epistemologi
berhubungan erat dengan metode mengajar dan belajar.
3)
Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang
mempelajari atau membahas tentang hakikat nilai. Aksiologi terdiri
dari Etika adalah cabang filsafat (bagian aksiologi) yang mempelajari atau
membahas tentang hakikat baik jahatnya perbuatan manusia; dan Estetika adalah
cabang filsafat (bagian aksiologi) yang mempelajari atau
membahas tentang hakikat seni (art)
dan keindahan (beauty)
(Ornstein, A.C dan Levine, D.U (2011)). Dalam pendidikan, aksiologi erat hubungannya dengan penanaman
sikap karakter dan kemampuan mengekspresikan nilai keindahan.
4)
Logika
Logika adalah cabang filsafat yang
mempelajari atau membahas tentang asas-asas, aturan-aturan, prosedur dan
kriteria penalaran (berpikir) yang benar. Logika antara lain
membahas tentang bagaimana cara berpikir yang tertib agar
kesimpulan-kesimpulannya benar (Ornstein, A.C dan Levine, D.U (2011)). Dalam pendidikan, logika erat
hubungannya dengan pengorganisasian, struktur kursus, pembelajaran, dan unit
pendidikan yang mengarah pada suatu orientasinya awal dari pendidikan tersebut.
Daftar Pustaka
Jalaludin
dan Abdullah. 2013. Filsafat Pendidikan.
Depok: Raja Gradindo Persada.
Ornstein,
A. 2011. Foundation of Education. USA:
Wadsworth
by. Agus Widayoko dan Agista Sintia A
Komentar
Posting Komentar