Briket Anti Malaria
Pemanfaatan
Serai (Cymbopogon Nardus L.)
pada
Pembuatan Briket Tongkol Jagung (Zea Mays L.)
oleh: Agus Widayoko
Briket merupakan sumber
bahan bakar alternatif yang terbuat dari bahan non-kayu. Pembuatan briket
melalui proses karbonisasi dan pirolisis atau pembakaran yang tanpa melibatkan
oksigen. Briket tongkol jagung merupakan briket yang menggunakan tongkol jagung
(Zea Mays L.) sebagai bahan utamanya.
Briket tongkol jagung (Zea Mays L.)
merupakan bentuk alternatif solusi dari permasalahan mengenai kenaikan BBM dan
untuk mengurangi penumpukan sampah limbah tongkol jagung (Zea Mays L.) yang kurang dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
Briket tongkol jagung (Zea Mays L.) yang dipadu dengan
pencampuran serai (Cymbopogon Nardus L.)
merupakan bentuk pemberian nilai lebih dari briket yang biasanya hanya sebagai
bahan bakar. Nilai lebih yang akan dimunculkan dari penambahan serai (Cymbopogon Nardus L.) adalah asap yang
dihasilkan dari pembakaran dapat mengusir nyamuk maupun serangga lainnya. Jadi,
selain digunakan untuk bahan bakar alternatif juga digunakan untuk obat nyamuk
bakar alami.
Beberapa alat dan bahan
yang digunakan dalam pembuatan briket tongkol jagung (Zea Mays L.) yang dipadu dengan pencampuran serai (Cymbopogon Nardus L.) adalah sebagai
berikut:
1. Alat
: tong dengan diameter sekitar 30 cm, kayu untuk menghancurkan tongkol jagung
yang sudah di bakar menjadi arang, korek api, cetakan dari bambu, ember.
2. Bahan
: tongkol jagung, serai (Cymbopogon
Nardus L.), tepung kanji/ tapioka, dan air.
Proses pembuatan briket
limbah tongkol jagung (Zea Mays L.)
yang dipadu dengan pencampuran serai (Cymbopogon
Nardus L.) adalah sebagai berikut :
1. Penjemuran tongkol jagung (Zea Mays L.)
Tongkol jagung yang
akan digunakan untuk briket di jemur sampai kering, tujuan pengeringan adalah
untuk memudahkan pada proses pembakaran menjadi arang. Waktu yang diperlukan
dalam proses pengeringan kurang lebih selama dua hari atau sampai tongkol benar-benar
kering.
Gambar 1 Proses penjemuran tongkol jagung
2. Pembakaran tongkol jagung (Zea Mays L.)
Briket merupakan bahan bakar alternatif
dari bahan non-kayu yang terbuat melalui proses karbonisasi dan pirolisis. Karbonisasi
adalah proses pemanasan sampai dihasilkan padatan yang berbentuk karbon,
sedangkan pirolisis adalah reaksi
yang berlangsung pada temperatur tinggi tanpa kehadiran oksigen. Tujuan dari
proses karbonisasi dan pirolisis dalam pembuatan briket adalah untuk memperoleh
arang dari proses pembakaran tersebut.
Untuk mendapatkan
padatan yang berbentuk arang (karbon) maka dilakukan pembakaran tongkol jagung
dengan mengacu pada proses karbonisasi dan pirolisis. Proses pembakaran
dilakukan dengan tanpa melibatkan oksigen atau pembakaran an-aerob. Alat yang
digunakan pada proses pembakaran ini adalah tong dengan diameter kurang lebih
30 cm dengan bagian bawah tertutup dan bagian atas terbuka.
Gambar 2 Tong diameter ± 30 cm
Cara membakar tongkol
jagung adalah dengan membakarnya secara kontinyu atau berkala, dengan cara
sebagai berikut:
1) memasukkan beberapa tongkol jagung ke dalam tong, siram
dengan sedikit minyak tanah kemudian bakar,
2) masukkan tongkol jagung yang lain jika tongkol jagung yang
dimasukkan pertama kali sudah terbakar semua, lakukan secara berkala, sedikit
demi sedikit,
3) jika sudah terbakar semua, api akan mengecil sebagai penanda
bahwa proses pembakaran selesai dan tongkol jagung sudah menjadi arang,
4) siram dengan air agar arang yang membara tidak menjadi abu,
5) gulingkan drum dan keluarkan arang.
Catatan: jangan sampai ada udara masuk tong melalui bawah.
Gambar 3 Proses
pembakaran dan arang yang dihasilkan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses
pembakaran:
1) asap tipis dan api mengecil penanda proses pembakaran hampir
selesai,
2) asap kuning tebal, penanda proses karbonisasi telah
berlangsung, dan
3) asap putih tebal, penanda ada beberapa tongkol jagung yang
belum kering sehingga terjadi proses pengeringan.
3. Penghalusan
arang tongkol jagung (Zea Mays L.)
Proses penghalusan ini bertujuan untuk
mendapatkan serbuk arang yang halus. Serbuk arang yang halus akan berpengaruh
dengan kualitas briket yang dihasilkan. Serbuk arang yang halus akan memudahkan
pada proses pencetakan/ penekanan.
Gambar 4 Penghalusan arang tongkol jagung (Zea
Mays L.)
4. Pembuatan
perekat
Briket yang akan dihasilkan pada penelitian ini adalah
menghasilkan briket yang multiguna, selain digunakan untuk bahan bakar juga
bisa berfungsi sebagai obat nyamuk bakar. Perekat yang akan digunakan pada
pembuatan briket ini adalah larutan kanji yang dipanaskan. Sebelum dipanaskan
larutan kanji dicampur dengan rajangan serai (Cymbopogon Nardus L.). Sehingga, perekat yang dihasilkan ber-aroma
serai.
Ada dua tahapan proses pembuatan perekat sebagai
berikut:
1)
Pemotongan/ merajang serai (Cymbopogon Nardus L.)
Serai yang akan digunakan pada percobaan ini dipotong/
dirajang sedemikian rupa supaya kandungan yang terkandung dalam serai bisa
dengan mudah bercampur dengan larutan kanji, yang ditandai dengan aroma serai
yang sedikit tajam.
Gambar 5
Hasil rajangan serai (Cymbopogon Nardus
L.)
2)
Memanaskan perekat
Pada tahap ini, hasil rajangan serai dicampur dengan
tepung kanji dan air, dengan komposisi kanji : air adalah 1 : 5. Untuk
mendapatkan larutan kanji yang baik, aduk adonan serai, kanji, dan air. Setelah
adonan rata, panaskan sampai mendidih.
Catatan: untuk menghindari penggumpalan, buat adonan
sebelum di panaskan.
Gambar 6 a.
Campuran serai dengan kanji,
b. Campuran
serai, kanji, dan air siap dipanaskan,
c. Hasil
pemanasan larutan kanji + serai
5. Mencampur
arang dengan perekat
Pada tahap ini, arang yang telah dihaluskan dicampur
dengan perekat dengan perbandingan 1 : 4.
Gambar 7 a.
Arang yang siap digunakan,
b.
Pencampuran perekat dengan arang,
c. Hasil pencampuran arang dan perekat yang sudah siap
dicetak.
6. Mencetak
adonan
Adonan yang masih lengket segera cetak ke dalam
cetakan yang telah disediakan. Cetakan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah potongan bambu dengan diameter 6-8 cm dan tinggi 10 cm. Hal yang perlu
diperhatikan dalam proses pencetakan adalah besar tekanan yang digunakan.
Semakin besar tekanan akan membuat briket yang dihasilkan semakin padat. Briket
yang padat akan lebih hemat penggunaannya.
Gambar 8 a. Memasukkan adonan dalam cetakan, b.
Pemadatan
7. Pengeringan
atau penjemuran
Penjemuran dilakukan di
bawah sinar matahari sampai kering. Lama proses penjemuran kurang lebih 1
sampai 2 hari. Briket yang sudah kering siap untuk digunakan. Untuk lebih
mempercepat proses penjemuran dapat dilakukan pembukaan cetakan, sehingga
bagian dalam briket cepat kering.
Gambar 9 Proses pengeringan
8. Pengujian
Pada tahap pengujian ini yang di uji adalah kualitas
nyala api, lama nyala api, dan aroma serai. Pada proses pengujian ini diperoleh
kualitas api dengan nyala api merah kebiruan. Lama nyala api untuk 1 buah
briket dengan ukuran cetakan kurang lebih 2-3 jam. Sedangkan aroma serai
tercium dengan aroma serai yang khas.
Gambar 10 Proses pengujian
Beberapa keunggulan briket yang dibuat dari tongkol jagung (Zea Mays L.) diantaranya yang
dikombinasi dengan penambahan serai (Cymbopogon
Nardus L.) sebagai berikut:
- Memiliki nilai kalor yang lebih besar dari tongkol jagung yang digunakan biasa.
- Dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang hemat dan tahan lama.
- Penggunaan tongkol jagung sebagai briket yang dikombinasi dengan penambahan serai (Cymbopogon Nardus L.) dapat menciptakan industri briket multiguna yang dapat mengurangi pengangguran.
- Sumber briket tongkol jagung melimpah.
- Tongkol jagung mudah diolah sebagai briket.
- Lebih murah dan ekonomis.
- Panas tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama.
- Ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.
- Tidak mengandung asap beracun karena tidak terbuat dari bahan mineral.
- Tidak pedih dimata saat memanggang.
- Sumber serai sebagai perekat melimpah
Nilai tambah yang diperoleh dari penambahan serai (Cymbopogon Nardus L.) adalah:
- Aroma serai yang dapat mengusir serangga
- Aroma serai dapat digunakan sebagai aroma therapy.
- Masyarakat dapat membuat obat nyamuk sendiri termasuk
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengkaji pemanfaatan tanaman serai (Cymbopogon Nardus L.) pada pembuatan briket tongkol jagung (Zea Mays L.) dan mengetahui kelebihan
dari briket tongkol jagung (Zea Mays L.)
yang dikombinasi dengan tanaman serai (Cymbopogon
Nardus L.). Sedangkan, manfaat yang diharapkan dari penulisan karya tulis
ini adalah bisa dijadikan bahan bakar alternatif yang multi guna, karena selain
untuk bahan bakar yang hemat juga bisa digunakan untuk obat nyamuk bakar alami
dan memberikan peluang usaha kepada masyarakat untuk memproduksi briket tongkol
jagung (Zea Mays L.) yang dikombinasi
dengan penambahan tanaman serai (Cymbopogon
nardus L.) yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Briket
tongkol jagung (Zea Mays L.) yang
dikombinasikan dengan penambahan serai (Cymbopogon
Nardus L.) pada pembuatan perekatnya merupakan salah satu bentuk inovasi
dari briket tongkol jagung untuk menambah nilai guna dari briket tersebut.
Nilai guna yang diharapkan dari penambahan serai adalah asap yang dihasilkan
dari pembakaran briket beraroma serai dapat mengusir nyamuk maupun serangga
lain. Ide pengkombinasian briket tongkol jagung dengan serai berawal dari
pemikiran bahwa tanaman serai (Cymbopogon
Nardus L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat mengusir nyamuk, karena
mengandung bahan aktif sitronelol dan
geraniol yang dapat mengusir nyamuk.
Selain itu, hasil pembakaran dari daun dan tangkai serai (Cymbopogon Nardus L) menghasilkan silika. Silika merupakan senyawa
yang dapat menyebabkan desikasi (keluarnya cairan tubuh secara terus menerus). Menurut cara kerjanya silika ini seperti racun kontak
yang dapat memberikan kematian karena kehilangan cairan secara terus-menerus,
sehingga serangga akan mati kekeringan atau kehilangan cairan.
Briket
merupakan bahan bakar alternatif dengan berbagai kelebihan, diantaranya: tahan
lama, asap tidak tebal, api yang dihasilkan bagus dan stabil. Dengan
memanfaatkan kelebihan briket ini, maka penulis berupaya menambah nilai lebih
dari briket ini. Kelebihan yang dihasilkan merupakan pemanfaatan asap briket.
Analisis
pemanfaatan briket tongkol jagung dengan kombinasi serai adalah Setiap
pembakaran menghasilkan karbondioksida. Karbondiokasida berbentuk gas. Dengan
memanfaatkan sifat partikel gas yang bentuk dan volumenya selalu berubah-ubah,
penulis menambahkan nilai guna dari hasil pembakaran tersebut. Sehingga,
karbondioksida yang dihasilkan mengandung zat aktif yang terkandung dalam serai
yaitu sitronelol, geraniol, dan silika hasil pembakaran.
Beberapa
kelabihan dalam penggunaan briket ini adalah aroma yang dikeluarkan adalah
aroma serai (Cymbopogon Nardus L.)
sehingga sedap. Kelebihan lain adalah asap yang dihasilkan tidak berbahaya bagi
manusia. Jika dibandingkan senyawa aktif yang terdapat dalam obat nyamuk bakar,
kandungan bahan aktif dalam briket lebih aman.
Asap
briket yang mengandung sitronelol dan
geraniol akan mengusir nyamuk. Sitronelol
membuat nyamuk keracunan yang mengakibatkan desiskan (kehilangan cairan secara
terus-menerus). Selain itu, abu sisa pembakaran briket mengandung silika yang
dapat membunuh nyamuk maupun serangga lainnya dengan cara yang sama. Aroma asap
briket dapat digunakan sebagai aroma therapy.
Manfaat besar lain adalah dapat memberi pembelajaran kepada masyarakat mengenai
pembuatan briket yang juga bisa digunakan sebagai obat nyamuk.
DAFTAR PUSTAKA
Fajrin, A, dkk. 2012. Pemanfaatan
Tongkol Jagung sebagai Briket. [Infokesehatanblogspot.com][9
Maret 2013]
Mupeng. 2013. Budidaya Jagung. [ragambudidaya.bogspot.com][9 Maret
2013].
Plantus.
2007. Mengenal Geraniol dan Sitronelal. [Anekaplanta.wordpers.com][9
Maret 2013]
Poerwanto,
E. 2007. Perancangan
Reaktor Dan Pengembangan Prosedur Operasi Pirolisis Serbuk Gergaji untuk
Menghasilkan Bio-Oil. Bandung : ITB.
Riduwan. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sri Budiasih, K. 2011. Pemanfaatan
Beberapa Tanaman yang Berpotensi sebagai Bahan Anti Nyamuk. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.
Materi ini pernah menempati 10 besar ide terbaik lomba Ide Kreatif The AusAID Indonesia Social
BalasHapusInnovator Award tahun 2013. Bersama Nur Hayati, Yunita, dan Gilang Adi P
Terus di undang ke DBS-NUS Social Venture Challenge ASIA di Bali. Dan masuk Nominator karya terbaik Lokal Asia Tenggara. Tapi Gak Juara Bersama mbak ayak, mbak Yun, dan Gilang.
HapusRalat:
Saat di lomba Ide Kreatif The AusAID Indonesia Social Innovator Award tahun 2013 saya sendirian. Baru saat di Bali kita barengan.
Bagian yang di Upload di atas hanya bagian pembahasan. Tidak disertai latar belakang dan Teori.
BalasHapusKeren banget ide nya.. sebenarnya selain jagung bisa g bahan2 lain dimanfaatkan untuk briket juga?
BalasHapusBisa, sangat bisa. Briket itu bisa dibuat dari bahan2 yang bisa menjadi arang. Jadi, banyak yang bisa digunakan sebagai pengganti bonggol jagung. pas kebetulan saja, di Sumba Timur merupakan daerah petani jagung saat musim hujan jadi limbah bonggolnya sangat banyak. Lebih baik menggunakan bahan yang tersedia banyak di sekitar kita. Bisa di Coba...
HapusOh pantas dicoba nih ok Terimakasih autor
BalasHapus