Contoh Esai Pendidikan
GERAKAN SEKOLAH LITERASI PANCASILA (GerSLiP): ALTERNATIF
SOLUSI MEMPERSIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA BERDAYA
SAING GLOBAL YANG BERJIWA PANCASILA
(Tema Sosial Politik: Pancasila sebagai Modal Membangun
Indonesia Berdaya Saing Global; 3 halaman; 740 kata)
Oleh:
Agus Widayoko
Daya
saing global merujuk pada kesiapan sumber daya manusia dalam menghadapi abad 21.
Berbagai kompetensi harus dimiliki individu untuk mampu bertahan di abad 21,
diantaranya memiliki komunikasi yang baik, mampu berkolaborasi atau
bekerjasama, berfikir kritis, dan memiliki kreativitas yang tinggi. Pendidikan
merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan
sumber daya manusia yang tangguh dan terampil di abad 21. Sektor pendidikan memiliki
tanggungjawab besar dalam memberikan pembekalan yang maksimal kepada siswa
untuk mampu bersaing di tingkat global.
Permasalahan-permasalahan
yang muncul saat ini merupakan cerminan dari ketidak-mampuan sektor pendidikan
dalam membekali individu di abad 21. Permasalahan berita bohong (hoax) yang semakin tidak terkendali hingga
menimbulkan perpecahan merupakan salah satu bukti bahwa masyarakat Indonesia
saat ini tidak memiliki kompetensi berfikir kritis yang mumpuni dalam menanggapi
berita bohong. Contoh lainnya adalah penolakan kehadiran ojek online. Ini merupakan contoh penolakan
terhadap salah satu bentuk hasil kreativitas teknologi. Masyarakat yang tidak
memiliki kompetensi abad 21 akan menjadi oposisi terhadap daya saing global.
Sektor pendidikan harus mampu membantu meminimalisir berbagai permasalahan yang
muncul di masa depan.
Berbagai
upaya membekali siswa di abad 21 telah dilakukan oleh pemerintah melalui sektor
pendidikan. Diantaranya, program pendidikan karakter yang tertintegrasi dalam
pembelajaran dan program Gerakan Literasi Sekolah. Upaya-upaya yang telah
dilakukan pemerintah di sektor pendidikan, pada umumnya berasal dari adaptasi,
adopsi, dan modifikasi kurikulum pendidikan dari luar negeri terhadap kebutuhan
masyarakat global saat ini. Saat kebutuhan tersebut sudah tidak menjadi utama
di tingkat global, maka istilah mengganti atau mengembangkan kurikulum terbaru
menjadi satu-satunya pilihan tanpa memperhatikan karakteristik jati diri
bangsa.
Adaptasi, adopsi, dan modifikasi
merupakan langkah mengembangkan sistem pendidikan. Adaptasi merupakan
pengembangan sistem pendidikan dengan mengambil hal-hal yang dianggap baik dari
sistem pendidikan negara lain yang sesuai dengan dasar pendidikan negara.
Adopsi merupakan pengembangan sistem pendidikan dengan mengambil hal-hal yang
dianggap baik tanpa memperhatikan kesesuaian terhadap dasar pendidikan negara.
Sedangkan, modifikasi merupakan pengembangan sistem pendidikan dengan
mengotak-atik sistem yang sudah ada tanpa melihat dasar pendidikan negara.
Ketiga langkah ini menjadi langkah utama dalam mengembangkan sistem pendidikan
Indonesia dan kebanyakan dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek filsafat
pendidikan negara, sehingga menimbulkan kesan ketidak-stabilan sistem pendidikan
yang diterapkan di Indonesia. Tidak jarang langkah yang seharusnya menjadi
solusi, berakhir menjadi masalah baru dalam pendidikan.
Gerakan Sekolah Literasi Pancasila
(GerSLiP) adalah solusi yang ditawarkan penulis untuk mempersiapkan sumber daya
manusia berdaya saing global dan berjiwa pancasila. Penulis mendefinisikan
Literasi Pancasila sebagai kemampuan sadar pancasila. Konteks sadar disini
adalah memahami, menerapkan dan mengevaluasi kesadaran akan pancasila. GerSLiP
merupakan gerakan yang memahamkan ketika sudah memahami, mencontohkan ketika
sudah menerapkan, dan mengevaluasi ketika sudah menjiwai. Dengan ini, GerSLiP menjadi
upaya yang tepat dalam mempersiapkan SDM berdaya saing global berpancasila. GerSLiP
membantu mempersiapkan sumber daya manusia di tingkatan usia pelajar sekolah
sehingga sekolah menjadi sarana yang tepat dalam mengimplementasikan.
Prinsip dasar GerSLiP yang ditawarkan,
dikembangkan pada konteks visi dan misi. Visi dasar gerakan ini adalah
membangun mental berdaya saing global berpancasila. Sedangkan misi gerakan ini
dijabarkan sebagai berikut: 1) menggabungkan keterampilan abad21 dengan
pancasila dalam penjiwaannya; 2) melakukan adaptasi, adopsi, dan modifikasi
tanpa melemahkan filsafat pendidikan pancasila; dan 3) aspek pancasila
ditekankan pada setiap sisi bagian pendidikan di sekolah.
Misi dari GerSLiP dijabarkan menjadi
gerakan-gerakan nyata sederhana dengan prinsip pancasila dan komitmen yang
tinggi dalam pelaksanaannya. Penjabaran secara garis besar dipandu oleh
pemerintah pusat, dan sekolah berhak mengembangkannya sesuai dengan kearifan
budaya lokal. Contoh implementasi sederhananya dengan menghafalkan pancasila
dan pembukaan UUD 45. Contoh ini sangat sederhana dan kelihatan biasa. Namun,
dengan komitmen tinggi gerakan ini akan menjadikan siswa pandai dalam
pengetahuan melalui pembelajaran dan memiliki sikap cinta negara yang tinggi.
Komitmen tinggi harus dimiliki setiap warga sekolah tidak terkecuali. Guru
sebagai kontrol siswa harus menghafalkan dan mengimplementasikan dengan baik
pancasila dan UUD 45. Penjiwaan pancasila dan UUD 45 dapat dilakukan dengan
pembacaan cerita heroik 3-5 menit tentang pahlawan saat jam tertentu. Misalnya
saat pagi sebelum berdoa, dengan panduan dari pusat dan siswa disiapkan dengan
disiplin untuk berdiri serta khidmat dalam mendengarkan cerita kemudian dilanjutkan
menyanyikan lagu kenegaraan, ataupun mengucapkan sila pancasila, atau
mengucapkan pembukaan UUD 45 dan ditutup dengan doa.
Jika hal sederhana ini dijadikan suatu
gerakan yang tertuang dalam GerSLiP dan dilakukan dengan disiplin dan teratur,
maka kerinduan akan manusia berpancasila ke depan akan terwujud. Bayangkan jika
semua sekolah melakukan kegiatan ini. Siswa akan memiliki sikap disiplin, cinta
tanah air, berpengetahuan, dan terampil. Dengan komposisi tersebut, sumber daya
manusia yang memiliki keterampilan abad 21 yang berdaya saing global dan
berpancasila akan terwujud. Tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi
negara Adikuasa dengan tetap teguh berpegang pada pancasila.
Komentar
Posting Komentar